KKN, Kuliah Kerja Nyata.
Iya nyata. Nyatanya, menyebalkan. Nyatanya, mengeluarkan
banyak biaya. Nyatanya, harus jauh sama kamu. #eaaa
Maka dari itu, KKN adalah.. Kuliah Kerja Nyebelin.
KKN, sebuah kegiatan kampus dimana para mahasiswa
dikumpulkan dalam sebuah kelompok beranggotakan 7 sampai 10 orang, yang pada
umumnya kami satu kelompok tidak saling mengenal satu sama lain, karena
pembentukan oleh pihak kampus yang dibuat secara random. lalu dikirim ke sebuah desa selama 1 bulan lebih dan
diharuskan membuat program kerja untuk desa.
DESA TEMIANG,
KEC.BUKIT BATU, KAB. BENGKALIS.
25 Juni 2013
Saya sampai di desa Temiang pada pukul 15.30. setelah
berangin-angin menggunakan motor kesayangan yang di belikan ayah saat kelas 1
SMK dulu. Sudah hampir 6 tahun usia motor jupiter mx berwarna hitam-silver ini,
tapi alhamdulillah selamat sampai Temiang setelah melewati hampir 4 jam
perjalanan.
Sesampainya di temiang, saya mendapati 2 onggok badan yang
sudaah terbujur tidak bergerak di ruang depan posko – rumah kkn. Mereka tidak
bukan adalah anggota satu kelompok. Ya, mereka memang sudah duluan 1 hari dari
saya tiba disini. Hanya saya sendiri yang telat bergabung karena urusan lain.
Temiang Desa yang tenang, jauh dari hingar bingar suara
knalpot motor, dan asap mobil, jauh juga dari rumah, dan jauh juga dari kamu
(lagi) #eaa (lagi).
Mayoritas penduduk ber-agama Islam. 50% orang Melayu, dan
50% orang Jawa. Desa yang memiliki 2 mesjid dan 3 musholla ini terletak sekitar
35KM dari Sei.Pakning—pusat pemerintahan Kec. Bukit Batu.
Orang-orang di Temiang, hampir semua menggunakan bahasa Jawa
dan Melayu. Orang melayu bisa berbahasa jawa, begitu pula orang Jawa, bisa
berbahasa skotlandia. Maaf, maksud saya melayu. Kultur adat jawa sangat kental
disini, keramah-tamahan jelas tergambar
dari wajah setiap warga yang selalu tersenyum setiap saya sapa.
27 Juni 2013
Banyak yang saya lakukan serba pertama di Temiang. Contoh:
ngambil kelapa langsung pakai galah, tidur di musholla, dan..... ikut Yasinan.
Iya, Yasinan atau sering disebut Wirit Yasin adalah kegiatan
yang sangat familiar. Saya pernah liat orang wirit yasin. Saya juga pernah
ngatar mama pergi wirit yasin, Sayangnya hanya mengantar dan melihat.
saya termasuk orang yg tidak suka menggunakan penutup
kepala, kecuali helm. maka yang terjadi di wirit yasin pertama saya adalah,
ketika semua warga menggunakan Peci, termasuk teman-teman saya sendiri, di
ruangan yang mayoritas diisi oleh bapak-bapak dan usia lanjut itu, hanya
seorang Gegana yang tidak menggunakan peci.
Akhirnya saya tau rasanya menjadi kaum minoritas, sama
seperti Pendi, satu-satunya kawan cina saya waktu sd. Syukurlah, saya hanya
diliatin oleh seisi ruangan tanpa ada tindakan tidak senonoh lainnya yang
terjadi kepada saya.
3 juli 2013
Sudah seminggu saya di desa orang. Sudah seminggu pula harus
melangsungkan kehidupan mandi cuci kakus di wc musholla. Hidup kkn bagi orang
yang tidak pernah pisah dari orang tua seperti saya tentu saja berat, namun
penuh dengan pengalaman yg mungkin tidak akan terlupakan jika saya ingat. Ingat!
Jika saya ingat.
Adat jawa semakin kental terasa, karena kurang-lebih
seminggu lagi Ramadhan akan tiba. Ada yang menarik pada adat jawa. Kegiatan
yang sudah menjadi tradisi ini sangat memukau, kegiatan ini namanya adalah:
KENDURI. Saya ulangi, KEN-DU-RI.
Saya sudah pernah dengar kata-kata Kenduri sejak kecil dari
keluarga Ayah, karena Keluarga nenek --dari ayah juga orang jawa. Tapi saya
tidak pernah ikut yang namanya Kenduri, sama sepeti yasinan.
Pada akhirnya, di Temiang pula lah saya pertama kali mengikuti
Kenduri.
Kenduri hampir mirip sama Yasinan atau wirit yasin, bedanya
adalah kalau Kenduri tidak ada baca Yasin, hanya doa dan puja-puji kepada
allah.swt . dan perbedaan yang paling signifikan adalah jiika wirit yasin
endingnya hanya disuguhi minuman dan makanan ringan, kenduri ini beda. Kenduri
ini spesial. Kenduri ini menakjubkan. Bedanya adalah, Kenduri endingnya dikasih
Nasi dengan lauk ayam atau daging.
Lalu bagaimana kenduri tidak spesial? Saya setiap hari makan
4T : Telur, Teri, Tempe, Tahu. Sesekali pakai kentang. Kapan lagi saya makan
ayam?! Kapan lagi saya makan daging kambing dan sapi?!
Peraturan nomer 42 A, tentang KKN: “jika sedang jauh dari
orang tua, maka buanglah sifat malu saat makan”
kalo kata orang
kampung saya “malu? Malang! Congok? Kanyang!” bagi yang tidak mengerti coba
lihat di kamus Indonesia-Uzbekistan.
Maka setiap ada Undangan untuk Kenduri, saya dengan segenap
hati dan jiwa akan menghadiri. Karena saya adalah..
Gegana Agung Putra, The Kenduri Hunter.
---
*merentangkan jari-jari* Pegel juga ya nulis. Oke lanjut..
8 Juli 2013
Tadi malam saya tidak bisa tidur tenang, karena apa? Hari
ini PULANG!!! Ini namanya mudik sebelum waktunya, semacam puber tapi belom
sunat karna masih kelas 2 SD. Intinya, ini belum waktu untuk pulang.
Besok sudah puasa, dan puasa pertama selalu yang saya
tunggu-tunggu adalah buka dan sahur pertama, bersama keluarga.
Walaupun tidur tidak pulas, hari ini saya bisa bangun sholat
subuh ditengah udara dingin desa temiang. Iya hari ini. Setelah hampir 2minggu
saya disini, sholat subuh bisa dihitung mungkin hanya 3 atau 4 kali. Dingin
pagi disini keterlaluan, kayak perlakuan ibu mertua terhadap menantu.
Benar-benar keterlaluan.
Setelah sarapan mie instan yang saya buat sendiri, saya
akhirnya pulang ke pekanbaru. Rumah, tempat segala rindu bertumpuk dan
menggunung. Rindu orang tua, rindu sholat shubuh, dan rindu kamu. Kali ini
tidak usah pakai #eaa
Saya pulang bersama ihsan, salah satu anggota kelompok yang
sudah saya kenal lama selain Helty anak perempuan yang satu jurusan dengan
saya—Ilmu Komunikasi.
Saya sampai dirumah sebelum zuhur. Senang rasanya kembali
pulang kerumah mungil yang di beli orang tua saya kira-kira 13tahun yang lalu
saat pertama pindah ke Pekanbaru, karena saya sebelumnya tinggal di Kuala Tungkal.
Dimana Kuala tungkal? Anggap saja Kuala Tungkal adalah adiknya Kuala Lumpur.
Setelah zuhur, saya ada agenda penting, pertama: Bayar SPP.
Semester 7. Akhirnya sampai juga saya di tahun terakhir kuliah, semoga tahun
depan tamat tepat waktu. Amin. Saya sampai di BNI Syariah Pusat jalan Jendral
Sudirman sekitar pukul 2 siang. Bank yang biasanya sepi tersebut terlihat
sangat ramai. Yang pasti oran-orang ini bukan ingin menyambut kedatangan saya
kembali ke pekanbaru, saya yakin, bukan.
Setelah masuk kedalam gedung bank, seperti biasa pak satpam
menanyakan apa yang bisa di bantu, lalu saya jawab ingin membayar spp dan
beliau memberikan sepotong kertas antrian bernomor 120.
Lalu saya tanya kepada pak satpam yang ganteng dan baik hati
tersebut; “sekarang sudah nomer berapa ya pak? “
Dengan sopan ibu jari tangan kanannya menujuk ke papan angka
digital di dekat Teller bank. Disana tertulis angka “60”
Modernisasi memang tidak selalu baik, akibat terlalu sering
nonton film hollywood, Bibir saya yang seksi ini secara reflek mengucap “fak!”
sebelum akhirnya diperbaiki oleh kalimat “astaghfirullah”
Saya memutuskan untuk menunda agenda ini, dan melanjutkan ke
Agenda Utama, yaitu; “ketemu kamu”
Hidup ini hanya sekali, dan saya selalu berusaha untuk
bahagia selama masih hidup. karna tidak ada seorangpun yang bisa tebak kapan
dia akan mati, bukan? Sayangnya hidup juga tidak selamanya sesuai rencana.
Kalao kata mbak Anggun c sasmi, ngga selamanya hidup itu mulus, semulus paha
cherrybelle.
Mbak anggun belom pernah aja pegang paha saya.
Inti dari agenda kedua ini adalah, saya berencana untuk
bahagia, tapi ya tidak selamanya hidup bisa sesuai rencana.
11 juli 2013
Kembali ke Temiang—tempat KKN.
Hari ini berhasil menghindari 23 rakaat sholat teraweh.
Sebenernya karena badan juga sedang sangat lelah setelah menempuh perjalanan 4
jam dari rumah ke posko, dan masih berdua ihsan.
Ada yang berubah setelah kami tinggalkan 4 hari, yaitu: WC
musholla tempat segala kegiatan mandi cuci kakus kami laksanakan, sekarang
sudah ada Lampu. Jadi waktu malam, kami tidak perlu bawa senter lagi untuk ke
WC.
Maka berangkatlah malam itu kami ke WC. Dengan persiapan
yang matang, dan strategi yang jelas, saya berdua Ihsan yang semakin tidak
terpisahkan, melangkah pasti menuju WC yang sudah ada lampu neon yang terang
benderang seperti kepala sutan bhatoegana.
Letak Geografis, serta medan yang kami tempuh untuk menuju
WC musholla ini sebenarnya tidak terlalu rumit. Kami hanya perlu waktu sekitar
kurang dari 1 menit berjalan kaki dari posko, dan saya pribadi bisa sampai
hanya dengan 10 detik jika sudah ada yang mendesak untuk dikeluarkan. Hanya ada
1 Kolam besar yang menghadang di depan WC tersebut, sangat gampang untuk
dilewati, jika kita melihat kolam tersebut.
masalahnya malam itu adalah, selain kami lalai karena tidak
membawa senter, hape atau apapun alat penerang karena berfikir lampu yang
terang sudah available disana, listrik mati. Semua gelap. Tidak ada cahaya
satupun, langitpun gelap tertutup awan.
Saya diam.. hanya ada suara ihsan yang berbicara spontan
setelah listrik mati; “ega.. aku pegan tangan kau ya” dia ketakutan.
lalu saya terdiam selama 5 detik setelah permintaan ihsan
tadi. Fikiran saya kemana-mana, “apa mungkin ini sisi asli dari ihsan?!”
Sebenernya saya terlahir alhamdulillah tidak penakut.
Begitupun saat mati listrik barusan. Tapi setelah ihsan secara reflek berbicara
demikian, saya sadar yang menakutkan itu bukan gelap. Tapi ihsan itu sendiri.
setelah terdiam selama 5 detik tadi, karena saya orangnya
setia kawan, saya pun meng-iya-kan permintaan ihsan. Menyebalkan.
Sesampai dirumah, saya langsung tayamum. Membersihkan tangan
saya tadi yang di pegang oleh ihsan. Dia pun berdalih “aku takut masuk kolam
aja tadi, ga”
semoga memang demikian.
14 juli 2013
Siang ini ngantuknya luar biasa, karena kemaren saya sibuk
nge-bolang dari Temiang sampe Kota Bengkalis nyebrang lautan pakai kapal RoRo.
Kemaren sabtu 13 juli adalah pertama kalinya saya ke Kota
Bengkalis yg berada di Pulau Bengkalis. Kebetulan bg romi—ketua perkumpulan sekte
gembira ria di pekanbaru, sedang di Bengkalis. Karena memang orang tuanya dinas
dan tinggal disini. Maka dari itu, saya bulatkan tekat, saya pergi ke
bengkalis, sendiri.
Saya orangnya memang suka jalan-jalan, travelling,
menjelajah tempat baru. Berpetualang, mendaki gunung, lewati lembah. Kadang ada
gang deket rumah, saya baru liat, saya masuk. Saya telusuri, kalo buntu, ya
balik lagi. Bolang abis kan?!
Sampai di bengkalis saya sunggguh bahagia, setidaknya saya
tidur di kasur lagi, pake ac lagi, pake selimut lagi, norak? Memang. Karena di
temiang saya tidur hanya di lantai yang dilapis kasur roti. Tipis. Keras.
Siang ini cewe ribut tidak seperti hari yang lain, hari ini
ributnya lebih spesial, karena yang mereka ributin adalah “duit makan”
Apapun tentang makanan, bagi saya yang sedang ratusan
kilometer dari rumah ini merupakan hal yang sangat penting. Banget. Dan saya
harus tau akar permasalahan, dan ikut mencari titik terang dari permasalahn
mereka tersebut, agar tidak berkelanjutan. Ehem.
Puasa hari ini seperti biasa, lapar tidak pernah terlalu
menjadi masalah. Yang bermasalah adalah.. yap! Hari ini 14 Juli, Arsenal datang
Ke Indonesia, dan nanti malam tanding lawan Timnas RCTI—indonesia, DAN DISINI
GA ADA TIPI!
Kalo inget ini, haus yang selalu maintrouble saat puasa, gak
akan terasa lagi. Hati dongkol bawaannya. Lalu mampukah saya merelakan—sudahlah
gak nonton di GBK, nonton di Tvpun gak
bisa?. That’s what people called “Kampret”
Ah sudahlah, ini pasti konspirasi Sayudi.
Kembali ke siang yang panas ini, saya berbaring membaca buku
yang dipinjam dari rumah bg romi kemaren. Ngantuk semakin menjadi. Disebelah
saya ada Fadlin, orang bugis yang
dari-saya-pulang-dari-bengkalis-tadi-jam-11-siang. Sampe sekarang udah mau
ashar, dia masih tidur.
Saya curiga, dia ini adalah burung hantu versi mahasiswa
teknik, selain karena di tidur saat siang dan bangun saat malam, matanya yg
juga memang besar seperti burung hantu.
Setelah beberapa halaman, akhirnya yang ditunggu datang
juga. Ngantuk.
Ya, berhasil juga hari ini tidur siang, walaupun hanya
sleep-sleep chicken, tapi tetep alhamdulillah.
Dan akhirnya panas siang ini, berubah menjadi mendung saat
sore. Bergemuruh. Sama seperti rindu di dalam dada. Rindu rumah, rindu
keluarga, rindu kamu. Bergemuruh.
15 Juli 2013
Coba tebak apa yang terjadi tadi malam? SAYA BISA NONTON
ARSENAL! Lalala yeyeye.
Allah.swt memang sangat sayang kepada semua umatnya. Awalnya
sayansudah sangat pesimis untuk bisa nonton Klub bola favorit sejak SD,
Arsenal. Bagaimana tidak, sudahlah tv gak ada, ditambah ternyata hari ini
jadwal safari ramadhan, dengan penceramah: Gegana Agung Putra. Hari ini adalah
jadwal saya ceramah di musholla didepan posko.
Maghrib tiba, setelah makan saya sibuk menyiapkan materi
untuk ceramah singkat, dimana sebelumnya ada tetangga yang ngajak nonton bola
dirumahnya. Dan saya tolak dengan halus, karena memang harus ceramah. Karena
ini adalah program kerja kkn kelompok kami.
Saya rasa, mungkin saya tidak di izinkan cerama oleh
allah.swt. setelah isya ada kabar bahwa ada ustad datang dari sei.pakning untuk
ceramah di musholla tersebut. dan tentu saya tidak jadi ceramah! Betapa
bahagianya saya malam itu. Tanpa pikir panjang, saya langsung bergegas kerumah
tetangga setelah isya berjamaah. Tarawih? Maafkan ega ya allah.
Malam itu Arsenal menang 7-1. Senang rasanya Arsenal menang,
tapi disatu sisi lain, juga sedih karena Indonesia, negara saya sendiri harus
terlindas 7 gol di rumah sendiri.
Sudah dapat nonton arsenal, dan tidak jadi ceramah, lalu
nikmat mana yang harus saya dustakan? Kalo menurut anda ini biasa aja,
bagaimana jika ternyata... Ustad yang tadi malam datang ke Musholla itu
ternyata salah alamat. Seharusnya dia tidak ceramah di musholla tersebut. l
Coba bayangkan jika ustad tersebut tidak salah alamat?
Hikmahnya adalah: Pertolongan akan datang kepada bagi setiap kamu yang percaya
kepada-NYA. Maka berdoalah. Surprise? This is the reality.
1 Agustus 2013
Tadi malam Posko mengadakan Party Burn Chicken (hasil
translate bodoh dari google) iya, pesta bakar ayam. Kami membeli 5 ekor ayam
yang beratnya kurang lebih 2kg/ekor. Alhasil, Mabok ayam.
Sampe sahur saya coba untuk tidur, tapi mata, otak dan badan
tidak singkron. Ngantuk tak sama sekali menampakkan batang hidungnya. Saya akan
pulang hari ini, pulang ke tempat yang memang seharusnya saya berada, dan
meniggalkan desa yang-entah-kapan-saya-akan-kesini-lagi.
Pukul 8 pagi, Mobil sudah datang, barang sudah dimasukan,
termasuk barang saya yang ikut didalam mobil. Ihsan dan Mala—cewe yang juga
anggota kelompok, hanya berdua di dalam mobil yang menuju ke pekanbaru.
Sisanya, ada yang pakai motor, ada yang menggunakan Travel sendiri untuk
langsung pulang ke kampung halaman masing-masing.
Saya pun sudah siap memacu Jupiter MX kesayangan ini untuk
menuju Pekanbaru—tempat segala rindu berkumpul, lalu menyapu bersih semuanya.
KKN memang menyebalkan, tidak akan mau mengulang, tapi
pengalaman yang didapat saya pribadi bisa dengan senang hati menceritakan. Inilah
KKN.
Kuliah Kerja Nyebelin.