Laman

Selasa, 31 Mei 2016

Kita tak butuh Ambisi.

Saya punya banyak ambisi dalam hidup. Ketika menginjak usia 16 tahun, saya sudah diberkahi kesempatan untuk bergabung ke dalam tim beladiri Kempo kota saya sebagai wakil di ajang yg sangat bergengsi menurut Ega umur 16th, Porda.

Namun saya bukan termasuk orang yang selalu mendapatkan apa yg diinginkan. Malah cendrung selalu gagal jika sangat berambisi. Mulai dari prestasi lomba yang tak pernah juara, sampai gadis idaman ketika remaja yang tak pernah bisa dijadikan pendamping.

Itu adalah dua contoh dari sekian banyak ambisi Ega remaja yang telah patah dan sudah terkubur waktu.

Tak ada yg salah dengan Ambisi tentunya. 99% orang melihat kata tersebut sebagai kata yg memiliki makna positif.

But let me tell you..

Di dunia ini ada (setidaknya) dua tipe orang: Pertama, selalu dapat apa yg diinginkan--terlepas dari dengan usaha keras atau tidak. Kedua adalah kebalikannya, meski dengan usaha sekeras meteor-pun, mereka selalu gagal mendapatkan apa yg diinginkan.

Orang bilang "Hasil tak akan pernah mengkhianati usaha" "Tuhan sudah mengatur takdir" "kalau ibadahmu lalai, bagaimana tuhan dengar doamu?"

Semuanya (bisa jadi) benar. Tapi satu hal pasti yang saya percaya: "sekeras apapun kita mencoba, if isn't meant to be, it won't be."

Lalu mari coba klasifikasikan dirimu masuk kedalam bagian mana, jika kamu tipe orang kedua, you are totally not alone. "Menemukan" adalah hal yg paling krusial dalam hidup kita. Iya kita, saya pun termasuk tipe yg kedua. Kita hanya perlu menemukan "tempat, ekosistem, zona, alam" yang tepat untuk kita. Selanjutnya kita akan jadi sama dengan tipe orang pertama.

Dan untuk tipe orang yg pertama..

Saya memiliki beberapa teman dekat yang sangat ambisius, sebab mereka dengan ambisiusnya, selalu dapat apa yg mereka inginkan. Mari kita lihat makna dan perbedaan dari ambisi dan ambisius menurut KBBI.

am·bi·si (n) keinginan (hasrat, nafsu) yg besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (spt pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu.

am·bi·si·us (a) berkeinginan keras mencapai sesuatu (harapan, cita-cita); penuh ambisi.

Sebelumnya saya ingin mengingatkan bahwa tulisan ini bukan bermaksud meredupkan, mematahkan, atau apapun itu yg bersifat serupa terhadap ambisi pembaca.

Tapi kembali lagi ke KBBI. Ambisi merupakan nafsu, semua manusia bisa bernafsu, kita ahlinya.

Lalu apa yang spesial dari sebuah nafsu? Bukankah semua agama melarang umatnya untuk mengikuti nafsu?

Menurut saya ambisi merupakan api untuk memasak sebuah mimpi. Terlalu besar apinya, hangus masakanmu. Terlalu kecil apinya, tak akan jadi makananmu.

Saya hanya tak ingin teman dan orang-orang terdekat saya kehilangan makanannya ketika sadar ambisinya terlalu besar dan mimpinya terlalu jauh untuk digapai.

Bukankah kita harus saling mengingatkan sesama manusia? Saya hanya ingin mengecilkan api kompor, agar masakan tidak gosong dan kemungkinan terburuk ikut membakar rumah.

Saya hanya tak ingin sahabat, teman terdekat saya mengalami apa yang saya pernah alami sebelumnya, kehilangan mimpi ketika usia masih sangat muda.

Kini Ega sudah 23th, mungkin belum sepenuhnya dewasa, tapi inilah yang saya bisa bagi kepada teman-teman yang memiliki mimpi besar, jangan biarkan api ambisimu menjadi nafsu yang hanya akan jadi debu nanti.

Perlu perhitungan yang matang, kesabaran, persiapan, demi sebuah makanan yang lezat untuk dinikmati nantinya.

Saya percaya orang-orang ambisius dalam hal-hal baik tak pernah salah di mata dunia. Dan saya pun percaya niat mereka baik.

Hanya saja saya ingin kalian yang memiliki ambisi besar untuk sadar, bahwa tak semua orang ber-tipe sama dengan kalian. Maka ketika ambisimu terlihat ditolak oleh orang-orang terdekat, besarkan hatimu. Mereka hanya ingin kalian tetap berada pada kadar yang seharusnya, sambil mempersiapkan hal-hal penting lainnya.

Ingatlah nafsu itu lekat dengan sifat setan. Jika kalian dikuasai ambisi berlebihan, maka itu bukanlah diri kalian.

Sekarang saya punya mimpi baru, bukan mimpi yang sama lagi dengan Ega umur 16th. Dan mimpi ini akan saya tetap pegang, tak akan dibiarkan patah lagi.

Kalau punya sesuatu yang berlebih, lebihkan lah pada konsistensi, bukan ambisi.

Sebab bagi saya, menjaga ambisi dalam kadar yang tepat adalah seni untuk sebuah mimpi yang hebat.

Tidak ada komentar: